KemenPPPA, Kemenkes, PKJS-UI bersama Takeda Berkomitmen Wujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman untuk Anak

KemenPPPA, Kemenkes, PKJS-UI bersama Takeda Berkomitmen Wujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman untuk Anak


Calendar
August 15, 2023

Perhatian: Siaran pers ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Siaran pers tidak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis atau iklan/promosi.

  • Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) diketahui bahwa prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.
  • Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat wujudkan lingkungan yang sehat dan aman untuk anak dari berbagai penyakit termasuk stunting dan demam berdarah dengue yang menjadi ancaman kesehatan serius bagi anak.
  • Takeda sebagai perusahaan biofarmasi terkemuka yang berbasis penilitian dan pengembangan (R&D) menghadirkan pencegahan inovatif melawan demam berdarah melalui vaksinasi. Takeda bertujuan untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue demi melindungi anak-anak Indonesia dari ancaman kesehatan yang serius ini serta membantu pemerintah dalam meraih target Nol Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue Tahun 2030.

Jakarta, 15 Agustus 2023 – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (KemenPPPA), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) yang didukung oleh Takeda menggelar diskusi publik dengan tema “Mewujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman untuk Anak”. Diskusi publik ini menghadirkan tokoh penting dari berbagai pemangku kepentingan termasuk swasta, lembaga masyarakat dan pemerintah untuk membahas berbagai tantangan dalam upaya penanggulangan stunting sampai dengan call to action yang bisa dilakukan untuk menanggulangi tantangan tersebut menuju Indonesia maju.

“Masalah kesehatan anak di Indonesia ini adalah masalah kita bersama dan mencakup berbagai aspek yang hanya bisa diatasi secara kolektif. Oleh karena itu, Hari Anak Nasional menjadi momentum penting bagi KemenPPPA untuk berkolaborasi dengan Kemenkes, PKJS-UI dan Takeda dalam menghadirkan diskusi publik ini. Bersama-sama kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi anak-anak Indonesia sehingga mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang produktif dan berdaya saing untuk kemajuan Indonesia yang lebih baik. Anak-anak termasuk kelompok rentan terhadap beberapa gangguan kesehatan seperti stunting dan penyakit yang mengancam jiwa seperti demam berdarah dengue. Terlebih lagi, polusi udara di wilayah Jabodetabek saat ini sangat tinggi dimana anak-anak adalah kelompok yang paling rentan untuk terdampak. Saya harap hal ini juga dapat dijadikan bahan diskusi pada hari ini,” ungkap Bintang Puspayoga, S.E, M.Si, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Hasil positif ini menunjukkan kemajuan upaya negara dalam mengatasi masalah gizi buruk dan mempromosikan kehidupan yang lebih sehat bagi anak-anak. Berbagai program pemerintah seperti Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) turut berperan dalam penurunan angka stunting.

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar juga menjadi faktor kunci dalam pencegahan stunting. Dimana kurangnya akses pelayanan yang baik dan kondisi air, sanitasi yang kurang baik, serta bangunan yang kurang memadai, bisa berdampak serius bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Tidak hanya stunting yang menjadi dampaknya, lingkungan yang buruk juga memperbesar risiko penyebaran dengue yang membahayakan kesehatan anak-anak. Oleh karena itu, upaya penanggulangan stunting dan penciptaan lingkungan sanitasi yang lebih baik merupakan langkah krusial untuk mewujudkan masa depan yang cerah bagi generasi anak-anak Indonesia.

Menyambut hal tersebut, Kemenkes menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam memperbaiki kesehatan anak-anak Indonesia. drg. Widyawati, M.K.M., Plt. Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan “Kami mengakui pentingnya upaya kolaboratif antara pemangku kepentingan dalam meningkatkan kesehatan anak-anak di Indonesia. Besar harapan kami kegiatan ini bisa menjadi langkah awal menuju aksi kolaborasi konkrit antara pemangku kepentingan dalam memecahkan masalah kesehatan anak, termasuk stunting dan ancaman demam berdarah dengue, demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Kementerian Kesehatan mendukung langkah-langkah inovatif yang diambil dalam upaya mencapai tujuan kesehatan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia."

Sementara itu, Ir. Aryana Satrya, M.M., Ph.D., selaku Ketua PKJS UI di kesempatan yang sama juga menegaskan komitmen PKJS-UI dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. "Kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan KemenPPPA, Kemenkes dan Takeda dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia. Melalui penelitian, pendidikan, dan keterlibatan masyarakat, kami berupaya mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah gizi buruk pada anak dan meningkatkan kesehatan dan perlindungan penyakit bagi anak secara keseluruhan di Indonesia," ungkap Aryana.

Terkait dengan pencegahan demam berdarah dengue, Takeda sebagai perusahaan biofarmasi terkemuka yang berbasis penilitian dan pengembangan (R&D) menghadirkan pencegahan inovatif melawan demam berdarah dengue melalui vaksinasi. Takeda bertujuan untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue demi melindungi anak-anak Indonesia dari ancaman kesehatan yang serius ini serta membantu pemerintah dalam meraih target Nol Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue Tahun 2030.

Andreas Gutknecht, General Manager Takeda mengatakan, "Takeda sebagai perusahaan inovator biofarmasi, berkomitmen untuk membantu mengatasi penyakit serius pada anak seperti leukimia atau penyakit langka seperti hemofilia. Kami bekerja keras untuk memastikan bahwa obat-obatan kami yang menyelamatkan nyawa dapat diakses oleh seluruh masyarakat baik melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau program akses pasien kami. Tentunya hal yang lebih baik dari mengobati penyakit adalah mencegahnya, dan kami amat bangga bahwa vaksin demam berdarah dengue kami dapat membantu para orang tua untuk melengkapi perlindungan keluarga mereka dari penyakit yang mengancam jiwa, yaitu demam berdarah dengue”

Diskusi publik kolaboratif bertema “Mewujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman untuk Anak” ini akan dimulai dengan memetakan kesehatan anak. Mulai dari stunting akibat gizi buruk sampai dengan angka kematian anak di bawah usia lima tahun di Indonesia serta prevalensi penyakit infeksi seperti diare, ISPA dan demam berdarah. Selain itu, faktor-faktor yang menyebabkan masalah kesehatan anak juga dibahas, termasuk diantaranya sanitasi buruk, rendahnya pemahaman akan pentingnya kebersihan, keterpaparan asap rokok, serta akses terhadap air bersih dan keterbatasan fasilitas kesehatan.

Pemetaan ini lalu akan dibedah lebih jauh dari berbagai aspek termasuk diantaranya program atau regulasi terkait kesehatan anak yang ada saat ini, kendala dalam pelaksanaan programnya, harapan kedepannya sampai dengan usulan kerjasama pemangku kepentingan dalam penanggulangan masalah kesehatan anak.

Usai pemaparan peta masalah kesehatan anak, maka dilanjutkan dengan diskusi panelis yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari sektor swasta maupun pemerintah. Panelis antara lain adalah drg. Widyawati, M.K.M., Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; Prof. Dr. H. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si., Lembaga Perlindungan Anak Indonesia; dr. Hasbullah Thabrany, M.P.H., Dr.P.H., Ketua Komite Nasional Pengendalian Tembakau/Komnas PT; Dr. dr. Brian Sri Prahastuti, M.P.H., Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indonesia; Iing Mursalin, Program Lead Manager Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil, Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Republik Indonesia; dan dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), M.P.H., Ketua III Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ini, juga merupakan upaya perusahaan dalam penanggulangan demam berdarah dengue yang bisa diterjemahkan menjadi sejumlah langkah nyata menuju nol kematian pada tahun 2030. “Terkait dengan hal tersebut, Takeda juga telah meluncurkan website www.cegahdbd.com, sosial media @cegahdbd.id (Instagram), Cegah Demam Berdarah (facebook), dan Youtube CegahDBD, serta kampanye #Ayo3MplusVaksin dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya demam berdarah dengue dan memberikan edukasi akan perlindungan yang komprehensif terhadap demam berdarah dengue," tutup Andreas.

Tentang PKJS UI

Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) merupakan salah satu pusat penelitian yang berada di bawah Center for Strategic and Global Studies, Sekolah Kajian Strategis dan Global Universitas Indonesia. Pendirian PKJS-UI diprakarsai oleh para ahli perlindungan sosial di Indonesia pada tanggal 14 September 2015. PKJS-UI sebagai Pusat Kajian dari Universitas yang berfokus isu program perlindungan sosial. Visinya adalah menjadi pusat penelitian terbaik di Asia, dalam bidang penelitian, konsultasi, dan pelatihan tentang perlindungan sosial, serta berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat di Asia. Misi kami adalah memperkuat asuransi kesehatan, jaminan ketenagakerjaan, dan berbagai program kesejahteraan sosial lainnya melalui penelitian, konsultasi, dan pelatihan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi http://pkjsui.org/.

Tentang Takeda

Takeda Pharmaceutical Company Limited adalah perusahaan biofarmasi terkemuka berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), dari Jepang, yang berkomitmen untuk menemukan dan menghadirkan perawatan terkini, yang sejalan dengan komitmen kami kepada para pasien (Patients), orang-orang Takeda (People), dan juga bumi (Planet) ini. Takeda berfokus kepada upaya R&D di berbagai area terapetik, termasuk: Oncology, Rare Diseases, Inflammatory Bowel Disease, and Haemophilia. Kami juga menginvestasikan R&D dalam pengembangan Vaksin. Kami berfokus untuk mengembangkan obat-obatan inovatif yang berkontribusi untuk memberikan perbedaan dalam perawatan dan kualitas hidup pasien dengan riset terhadap pilihan perawatan dan menggunakan kemampuan dan keahlian R&D kami untuk menciptakan lini perawatan (pipeline) yang luas. Takeda berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan bekerjasama dengan para mitra kami di layanan kesehatan di 80 negara di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.takeda.com.

Kontak Media:

Takeda

Ferdo Pratama / Communications Manager

E: [email protected]

P: +62-21-310-6780

PKJS

E: [email protected]

Pemberitahuan Penting

Untuk tujuan pemberitahuan ini, “siaran pers” berarti dokumen ini, setiap presentasi lisan, setiap sesi tanya jawab, dan setiap materi tertulis atau lisan yang dibahas atau didistribusikan oleh Takeda Pharmaceutical Company Limited (“Takeda”) terkait rilis ini. Siaran pers ini (termasuk setiap pengarahan lisan dan setiap pertanyaan-dan-jawaban sehubungan dengan itu) bukan merupakan promosi komersial atau kampanye untuk mempromosikan produk dan tidak dimaksudkan untuk, dan bukan merupakan, mewakili atau membentuk bagian dari setiap penawaran, undangan atau ajakan dari setiap penawaran untuk membeli, atau memperoleh, berlangganan, menukar, menjual atau dengan cara lain melepaskan, produk atau sekuritas apa pun atau permintaan suara atau persetujuan apa pun di yurisdiksi mana pun. Tidak ada saham atau sekuritas lain yang ditawarkan kepada publik melalui siaran pers ini. Penawaran sekuritas tidak boleh dilakukan di Amerika Serikat kecuali sesuai dengan pendaftaran berdasarkan Undang-Undang Sekuritas AS tahun 1933, sebagaimana diubah, atau pengecualian darinya. Siaran pers ini diberikan (bersama-sama dengan informasi lebih lanjut yang dapat diberikan kepada penerima) dengan syarat bahwa itu hanya digunakan oleh penerima untuk tujuan informasi (dan bukan untuk evaluasi investasi, akuisisi, pelepasan atau transaksi lainnya). Kegagalan untuk mematuhi pembatasan ini dapat merupakan pelanggaran terhadap undang-undang sekuritas yang berlaku.

Perusahaan di mana Takeda secara langsung dan tidak langsung memiliki investasi adalah entitas yang terpisah. Dalam siaran pers ini, "Takeda" kadang-kadang digunakan untuk kenyamanan di mana referensi dibuat untuk Takeda dan anak perusahaannya secara umum. Demikian juga, kata “kami”, “kami” dan “milik kami” juga digunakan untuk merujuk pada anak perusahaan secara umum atau mereka yang bekerja untuk mereka. Ungkapan-ungkapan ini juga digunakan di mana tidak ada tujuan yang berguna dengan mengidentifikasi perusahaan atau perusahaan tertentu.

Forward-Looking Statements

Siaran pers ini dan materi apa pun yang didistribusikan sehubungan dengan siaran pers ini dapat berisi pernyataan, keyakinan, atau opini mengenai bisnis Takeda di masa depan, posisi Takeda di masa depan, dan hasil operasi bisnis, termasuk perkiraan, prakiraan, target, dan rencana Takeda. Tanpa batasan, pernyataan berorientasi ke depan sering kali menyertakan kata-kata seperti “target”, “rencana”, “percaya”, “berharap”, “berlanjut”, “mengharapkan”, “bertujuan”, “berniat”, “memastikan”, “akan ”, “mungkin”, “seharusnya”, “bisa” “mengantisipasi”, “memperkirakan”, “memproyeksikan” atau ekspresi serupa ataupun bentuk negatifnya. Pernyataan berorientasi ke depan ini didasarkan pada asumsi tentang banyak faktor penting, termasuk berikut ini, yang dapat menyebabkan hasil aktual berbeda secara material dari yang diungkapkan atau tersirat oleh pernyataan berwawasan ke depan: keadaan ekonomi seputar bisnis global Takeda, termasuk kondisi ekonomi umum di Jepang dan Amerika Serikat; tekanan dan perkembangan persaingan; perubahan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk reformasi perawatan kesehatan global; tantangan yang melekat dalam pengembangan produk baru, termasuk ketidakpastian keberhasilan klinis dan keputusan otoritas pengatur dan waktunya; ketidakpastian keberhasilan komersial untuk produk baru dan yang sudah ada; kesulitan atau penundaan manufaktur; fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang; klaim atau kekhawatiran mengenai keamanan atau kemanjuran produk yang dipasarkan atau calon produk; dampak krisis kesehatan, seperti pandemi virus corona baru, pada Takeda dan pelanggan serta pemasoknya, termasuk pemerintah asing di negara tempat Takeda beroperasi, atau pada aspek lain dari bisnisnya; waktu dan dampak dari upaya integrasi pasca-merger dengan perusahaan yang diakuisisi; kemampuan untuk mendivestasikan aset yang bukan merupakan inti dari operasi Takeda dan waktu divestasi tersebut; dan faktor lain yang diidentifikasi dalam Laporan Tahunan terbaru Takeda pada Formulir 20-F dan laporan Takeda lainnya yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, tersedia di situs web Takeda di: https://www.takeda.com/investors/sec-filings/ atau di www.sec.gov. Takeda tidak berkewajiban untuk memperbarui pernyataan berorientasi ke depan yang terkandung dalam siaran pers ini atau pernyataan berorientasi ke depan lainnya yang mungkin dibuat, kecuali sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang atau peraturan bursa. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator hasil di masa mendatang dan hasil atau pernyataan Takeda dalam siaran pers ini mungkin bukan indikasi, dan bukan merupakan perkiraan, prakiraan, jaminan, atau proyeksi hasil Takeda di masa mendatang.

Informasi medis

Siaran pers ini berisi informasi tentang produk yang mungkin tidak tersedia di semua negara, atau mungkin tersedia di bawah merek dagang yang berbeda, untuk indikasi yang berbeda, dalam dosis yang berbeda, atau dalam kekuatan yang berbeda. Tidak ada yang terkandung di sini yang dapat dianggap sebagai ajakan, promosi, atau iklan untuk obat resep apa pun termasuk yang sedang dikembangkan.