Saatnya Tingkatkan Antisipasi Seiring Meningkatnya Kematian Akibat Dengue Sebanyak 816 Kasus di Awal Musim Hujan

Saatnya Tingkatkan Antisipasi Seiring Meningkatnya Kematian Akibat Dengue Sebanyak 816 Kasus di Awal Musim Hujan


Calendar
October 17, 2022

Pentingnya Inovasi Pencegahan Dengue untuk Mengantisipasi Peningkatan Kasus Dengue di Musim Hujan

  • Kasus dengue cenderung meningkat pada pergantian awal musim hujan. Hingga pekan ke-36 di bulan September, kasus dengue mencapai 87.501 kasus dengan jumlah kematian akibat dengue mencapai 816 kematian
  • Pencegahan yang komprehensif terhadap dengue menjadi solusi penurunan angka kematian akibat dengue demi mencapai zero dengue death pada tahun 2030
  • Takeda bersama dengan Kementerian Kesehatan, Badan POM, dan para ahli mengajak masyarakat untuk bergabung dalam kampanye “Jentik Jari” yang menandakan semangat cegah DBD dengan cermat.

Jakarta, 17 Oktober 2022 - Dengue menjadi salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat di dunia, dan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terkena dampaknya. Sebagai wilayah hiperendemis dengue, Indonesia memiliki tren peningkatan kasus cukup tinggi saat memasuki masa pancaroba atau peralihan yang biasanya dimulai pada bulan Oktober. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ("Kemenkes RI") menunjukkan bahwa pada minggu ke-36 di bulan September 2022, jumlah konfirmasi terpapar dengue di Indonesia tercatat sebanyak 87.501 kasus dan jumlah kematian akibat dengue mencapai 816 kematian.1

Memasuki kuartal terakhir 2022, penyebaran penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini diperkirakan akan memuncak saat curah hujan mulai tinggi sekitar bulan Oktober hingga November. Karena itu, Takeda, perusahaan biofarmasi terkemuka, hari ini menyelenggarakan diskusi media bertema “Waspada Penyebaran Dengue di Tengah Musim Hujan” guna meningkatkan kesadaran publik dalam mengantisipasi dan mencegah penyebaran dengue di tengah musim penghujan. Diskusi yang digelar secara daring ini turut menghadirkan Kemenkes RI, Badan Pengawas Obat dan Makanan ("BPOM"), dokter spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam.

Sebagai perusahaan biofarmasi berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), Takeda menghadirkan inovasi pencegahan dengue yakni Vaksin Dengue Tetravalen yang telah disetujui oleh BPOM RI. Dr. Goh Choo Beng, Head of Medical Affairs Takeda Asia-Pacific, mengatakan “Takeda merasa bersyukur dan bangga karena inovasi pencegahan dengue kami, yaitu Vaksin Dengue Tetravalen, telah resmi mendapatkan persetujuan dari BPOM RI. Hal ini merupakan wujud nyata komitmen Takeda untuk turut serta mendukung upaya Pemerintah menuju zero dengue death pada 2030.”

Meningkatnya jumlah kasus dengue pada musim penghujan memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena pada dasarnya penyakit ini sangat berbahaya bagi siapa saja tanpa memandang umur, tempat tinggal maupun gaya hidup. Menurut data Kemenkes RI, kasus dengue di Indonesia secara umum paling banyak terjadi pada golongan umur 14-44 tahun, yaitu sebanyak 39,96 persen dan umur 5-14 tahun yaitu sebanyak 35,61 persen.

“Gejala yang dapat dirasakan saat terkena infeksi virus dengue, demam mendadak tinggi disertai sakit kepala dan linu atau nyeri pada otot dan tulang. Apabila tidak segera dipastikan penyebabnya, maka akan menyebabkan komplikasi seperti syok atau perdarahan. Bahkan dapat menyebabkan kematian,” kata Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo. “Oleh karena itu, penting sekali seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengue, melalui 3M plus, hingga vaksinasi dengue” tambah Dr. Erni.

Vaksinasi Dengue bagi Anak-anak

Pada anak, yakni rentang usia 5-14 tahun, gejala yang dialami juga tak ubahnya orang dewasa. Gejala yang dapat berlangsung selama 7 hari ini dapat mengancam jiwa di tiap jamnya. Hingga saat ini dengue tetap menjadi penyebab kematian cukup tinggi pada anak di Asia, termasuk Indonesia.2

Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi Tropis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, mengatakan, “Melihat kecenderungan dengue yang meningkat dari tahun ke tahun, melakukan pencegahan penyakit dengue sedini mungkin merupakan langkah strategis dan vital yang harus dilaksanakan. Selain program 3M Plus, masyarakat juga perlu didorong untuk dapat melakukan vaksinasi dengue. Pencegahan inovatif ini merupakan sebuah upaya pencegahan yang terpadu,” Vaksin Dengue Tetravalen ini telah mendapatkan persetujuan dari Badan POM untuk setiap individu berusia enam hingga 45 tahun, tanpa memperhatikan status dengue sebelumnya sehingga tidak diperlukan skrining.

Perkembangan Studi Klinis

Berdasarkan studi klinis pivotal fase 3, efikasi Vaksin Dengue Tetravalen untuk mencegah dengue secara keseluruhan adalah sebesar 62% setelah tiga tahun. Sementara efikasinya untuk mencegah rawat inap akibat virus Dengue yakni sebesar 83.6% setelah tiga tahun.

“BPOM berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk vaksin yang memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang aman dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Kami berharap dengan makin tersedianya opsi-opsi pencegahan dengue, kita dapat melindungi keluarga Indonesia yang terancam dengue sepanjang tahun, dan memperkuat upaya pemerintah untuk mencapai tujuan nol kematian akbiat dengue pada tahun 2030.” Kata Direktur Registrasi Obat, Siti Asfijah Abdoellah yang mewakili Kepala BPOM RI.

Takeda terus mengedukasi masyarakat akan bahaya dengue, pentingnya upaya pencegahan dengue seperti vaksinasi dengue yang telah disetujui oleh BPOM RI serta mengajak masyarakat untuk bergabung dalam kampanye “Jentik Jari” yang menandakan semangat cegah dengue dengan cermat. Lebih lanjut, pada bulan Juli 2022, Takeda meluncurkan website www.cegahdbd.comGo to https://www.cegahdbd.com/ sebagai bagian dari upaya untuk menghadirkan informasi terkini terkait dengue di Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Takeda karena telah menghadirkan vaksin dengue sebagai salah satu upaya yang inovatif dalam pencegahan dengue di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program kami menuju penurunan kasus dengue kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, dan zero dengue death pada 2030,” kata dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia.

Komitmen Takeda terhadap Vaksin

Vaksin mencegah 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun dan telah mengubah kesehatan masyarakat global. Selama lebih dari 70 tahun, Takeda telah memasok vaksin untuk melindungi kesehatan orang-orang di Jepang. Saat ini, bisnis vaksin global Takeda menerapkan inovasi untuk mengatasi beberapa penyakit menular paling menantang di dunia, seperti dengue, COVID-19, flu pandemi, dan Zika. Tim Takeda membawa rekam jejak yang luar biasa dan pengetahuan yang kaya dalam pengembangan dan pembuatan vaksin untuk memajukan jalur pipeline vaksin guna memenuhi beberapa kebutuhan kesehatan masyarakat yang paling mendesak di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.takeda.com/science/areas-of-focus/vaccines/.

Tentang Takeda

Takeda Pharmaceutical Company Limited adalah perusahaan biofarmasi terkemuka berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), dari Jepang, yang berkomitmen untuk menemukan dan menghadirkan perawatan terkini, yang sejalan dengan komitmen kami kepada para pasien (Patients), orang-orang Takeda (People), dan juga bumi (Planet) ini. Takeda berfokus kepada upaya R&D di berbagai area terapetik, termasuk: Oncology, Rare Diseases, Inflammatory Bowel Disease, and Haemophilia. Kami juga menginvestasikan R&D dalam pengembangan Vaksin. Kami berfokus untuk mengembangkan obat-obatan inovatif yang berkontribusi untuk memberikan perbedaan dalam perawatan dan kualitas hidup pasien dengan riset terhadap pilihan perawatan dan menggunakan kemampuan dan keahlian R&D kami untuk menciptakan lini perawatan (pipeline) yang luas. Takeda berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan bekerjasama dengan para mitra kami di layanan kesehatan di 80 negara di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.takeda.com.

Kontak Media:

Bethany Chuah

Communication Lead, APAC

[email protected]

Pemberitahuan Penting

Untuk tujuan pemberitahuan ini, “siaran pers” berarti dokumen ini, setiap presentasi lisan, setiap sesi tanya jawab, dan setiap materi tertulis atau lisan yang dibahas atau didistribusikan oleh Takeda Pharmaceutical Company Limited (“Takeda”) terkait rilis ini.

Siaran pers ini (termasuk setiap pengarahan lisan dan setiap pertanyaan-dan-jawaban sehubungan dengan itu) bukan merupakan promosi komersial atau kampanye untuk mempromosikan TAK-003 dan tidak dimaksudkan untuk, dan bukan merupakan, mewakili atau membentuk bagian dari setiap penawaran, undangan atau ajakan dari setiap penawaran untuk membeli, atau memperoleh, berlangganan, menukar, menjual atau dengan cara lain melepaskan, produk atau sekuritas apa pun atau permintaan suara atau persetujuan apa pun di yurisdiksi mana pun. Tidak ada saham atau sekuritas lain yang ditawarkan kepada publik melalui siaran pers ini. Penawaran sekuritas tidak boleh dilakukan di Amerika Serikat kecuali sesuai dengan pendaftaran berdasarkan Undang-Undang Sekuritas AS tahun 1933, sebagaimana diubah, atau pengecualian darinya. Siaran pers ini diberikan (bersama-sama dengan informasi lebih lanjut yang dapat diberikan kepada penerima) dengan syarat bahwa itu hanya digunakan oleh penerima untuk tujuan informasi (dan bukan untuk evaluasi investasi, akuisisi, pelepasan atau transaksi lainnya). Kegagalan untuk mematuhi pembatasan ini dapat merupakan pelanggaran terhadap undang-undang sekuritas yang berlaku.

Perusahaan di mana Takeda secara langsung dan tidak langsung memiliki investasi adalah entitas yang terpisah. Dalam siaran pers ini, "Takeda" kadang-kadang digunakan untuk kenyamanan di mana referensi dibuat untuk Takeda dan anak perusahaannya secara umum. Demikian juga, kata “kami”, “kami” dan “milik kami” juga digunakan untuk merujuk pada anak perusahaan secara umum atau mereka yang bekerja untuk mereka. Ungkapan-ungkapan ini juga digunakan di mana tidak ada tujuan yang berguna dengan mengidentifikasi perusahaan atau perusahaan tertentu.

Forward-Looking Statements

Siaran pers ini dan materi apa pun yang didistribusikan sehubungan dengan siaran pers ini dapat berisi pernyataan, keyakinan, atau opini mengenai bisnis Takeda di masa depan, posisi Takeda di masa depan, dan hasil operasi bisnis, termasuk perkiraan, prakiraan, target, dan rencana Takeda. Tanpa batasan, pernyataan berorientasi ke depan sering kali menyertakan kata-kata seperti “target”, “rencana”, “percaya”, “berharap”, “berlanjut”, “mengharapkan”, “bertujuan”, “berniat”, “memastikan”, “akan ”, “mungkin”, “seharusnya”, “bisa” “mengantisipasi”, “memperkirakan”, “memproyeksikan” atau ekspresi serupa ataupun bentuk negatifnya. Pernyataan berorientasi ke depan ini didasarkan pada asumsi tentang banyak faktor penting, termasuk berikut ini, yang dapat menyebabkan hasil aktual berbeda secara material dari yang diungkapkan atau tersirat oleh pernyataan berwawasan ke depan: keadaan ekonomi seputar bisnis global Takeda, termasuk kondisi ekonomi umum di Jepang dan Amerika Serikat; tekanan dan perkembangan persaingan; perubahan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk reformasi perawatan kesehatan global; tantangan yang melekat dalam pengembangan produk baru, termasuk ketidakpastian keberhasilan klinis dan keputusan otoritas pengatur dan waktunya; ketidakpastian keberhasilan komersial untuk produk baru dan yang sudah ada; kesulitan atau penundaan manufaktur; fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang; klaim atau kekhawatiran mengenai keamanan atau kemanjuran produk yang dipasarkan atau calon produk; dampak krisis kesehatan, seperti pandemi virus corona baru, pada Takeda dan pelanggan serta pemasoknya, termasuk pemerintah asing di negara tempat Takeda beroperasi, atau pada aspek lain dari bisnisnya; waktu dan dampak dari upaya integrasi pasca-merger dengan perusahaan yang diakuisisi; kemampuan untuk mendivestasikan aset yang bukan merupakan inti dari operasi Takeda dan waktu divestasi tersebut; dan faktor lain yang diidentifikasi dalam Laporan Tahunan terbaru Takeda pada Formulir 20-F dan laporan Takeda lainnya yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, tersedia di situs web Takeda di: https://www.takeda.com/investors/sec-filings/ atau di www.sec.govGo to www.sec.gov. Takeda tidak berkewajiban untuk memperbarui pernyataan berorientasi ke depan yang terkandung dalam siaran pers ini atau pernyataan berorientasi ke depan lainnya yang mungkin dibuat, kecuali sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang atau peraturan bursa. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator hasil di masa mendatang dan hasil atau pernyataan Takeda dalam siaran pers ini mungkin bukan indikasi, dan bukan merupakan perkiraan, prakiraan, jaminan, atau proyeksi hasil Takeda di masa mendatang.

Informasi medis

Siaran pers ini berisi informasi tentang produk yang mungkin tidak tersedia di semua negara, atau mungkin tersedia di bawah merek dagang yang berbeda, untuk indikasi yang berbeda, dalam dosis yang berbeda, atau dalam kekuatan yang berbeda. Tidak ada yang terkandung di sini yang dapat dianggap sebagai ajakan, promosi, atau iklan untuk obat resep apa pun termasuk yang sedang dikembangkan.

Referensi

  1. https://www.kemkes.go.id/article/view/22092300006/masuk-peralihan-musim-kemenkes-minta-dinkes-waspadai-lonjakan-dbd.htmlGo to https://www.kemkes.go.id/article/view/22092300006/masuk-peralihan-musim-kemenkes-minta-dinkes-waspadai-lonjakan-dbd.html
  2. WHO: Dengue and Severe Dengue. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengueGo to https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue accessed on 12 October 2022