Inovasi Sebagai Kunci Keberhasilan Pencegahan Penyebaran Dengue di Tengah Beban Ganda Endemi Dengue dan Pandemi COVID-19
Inovasi Sebagai Kunci Keberhasilan Pencegahan Penyebaran Dengue di Tengah Beban Ganda Endemi Dengue dan Pandemi COVID-19
PT Takeda Indonesia mengadakan kegiatan media edukasi yang membahas terkait bahaya demam berdarah dan upaya pencegahan yang dapat ditempuh, kegiatan ini sehubungan dengan momentum membaiknya kasus COVID-19 di Indonesia dengan penurunan kasus
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) jumlah kasus Dengue kumulatif tahun 2021 mencapai 69.803 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 676 kasus
Gejala Dengue sangatlah mirip dengan gejala COVID-19, yaitu seperti demam tinggi, dan nyeri di sejumlah bagian tubuh, lesu dan muncul ruam
Upaya pencegahan Demam Berdarah tidak hanya 3M plus (menguras bak air, menutup penampungan air, dan mengubur barang tidak terpakai; serta mencegah gigitan nyamuk melalui obat nyamuk, fogging, dan penggunaan jaring nyamuk) tetapi juga inovasi pencegahan lain seperti dengan vaksinasi serta upaya untuk mendorong seluruh kalangan masyarakat untuk lebih waspada dan lebih pintar dalam mencegah demam berdarah
Jakarta, 19 April 2022 - PT. Takeda Indonesia menyelenggarakan Diskusi Media guna meningkatkan kesadaran publik untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran Dengue. Menggandeng Kementerian Kesehatan Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, dan Komunitas Dengue Indonesia, PT Takeda indonesia berkomitmen untuk bersama memberikan edukasi akan bahaya penyakit demam berdarah dan juga upaya pencegahan yang bisa dilakukan demi meningkatkan perlindungan diri terhadap bahaya Dengue.
Andreas Gutknecht, General Manager PT Takeda Indonesia mengatakan “Penurunan kasus COVID-19 menjadi saat untuk kita melihat kembali Dengue, penyakit dengan keparahan, penyebaran yang cepat melalui nyamuk pembawa virus dengue; dan saat ini tidak memiliki penanganan yang efektif terhadap pasien. Di Takeda, kami berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong kesadaran masyarakat akan bahaya dengue dan juga pentingnya pencegahan yang inovatif untuk melindungi masyarakat luas yang berisiko terkena dengue.”
Pada kesempatan ini, Takeda Indonesia juga mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam upaya waspada Dengue dengan melakukan posting foto Jentik Jari, yang menandakan bahwa kesadaran akan bahaya Dengue perlu ditingkatkan, dan bahwa Dengue ada di sekitar kita.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) jumlah kasus Dengue sejauh ini masih tergolong tinggi dengan jumlah kasus Dengue di Indonesia dari awal tahun hingga bulan Maret 2022 mencapai 22.336 kasus dan jumlah meninggal dunia mencapai 229 orang.[1] Sementara itu, jumlah kasuspada tahun 2021 yang mencapai 69.803 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 676 kasus.[2] Oleh karena itu, kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit Dengue di lingkungan sekitar mereka menjadi bagian penting dari upaya mitigasi penyakit ini secara luas.
“Pada musim penghujan seperti sekarang ini, Dengue menjadi penyakit yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Kami sangat mendorong partisipasi dan kolaborasi semua pihak dalam mencegah dan menangani endemi demam berdarah di Indonesia. Karena itu, kami mengapresiasi Takeda Indonesia atas partisipasinya dalam mengingatkan kembali serta mengedukasi masyarakat kita mengenai Dengue serta upaya preventif yang akan dilakukan.” ungkap Dr. Asik Surya, MPPM, Koordinator Substansi Arbovirosis, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan RepubIik Indonesia.
Pemerintah telah menargetkan penurunan angka kematian akibat Dengue menjadi 0,5% pada 2025 dari 0,9% di tahun 2021.[1,4] Pemerintah terus melanjutkan kampanye pencegahan dengue melalui program 3M plus – Menguras, Menutup, Mendaur Ulang berikut berbagai kegiatan pencegahan lainnya seperti memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat di pintu dan ventilasi serta memberikan larvasida di tempat penampungan air. Namun demikian, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat di tengah pandemi seperti saat ini adalah membedakan gejala penularan COVID-19 dan Dengue.
Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan “Gejala Dengue sangatlah mirip dengan gejala COVID-19, yaitu seperti demam tinggi, nyeri di sejumlah bagian tubuh, lesu, dan muncul ruam. Sehingga orang tua memiliki peran yang penting dalam mencermati dan mengenali beberapa tanda bahaya Dengue. Selain itu, kita bisa melakukan pemeriksaan darah sehingga ada konfirmasi diagnosa bahwa ini adalah demam Dengue.”
Di kesempatan yang sama, hal senada juga diungkapkan Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) selaku Ketua Komunitas Dengue Indonesia. Menurut beliau pandemi COVID-19 belum usai, sehingga ini menjadi double burden, dimana ada dua masalah infeksi yang hadir pada waktu bersamaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk lebih pintar dalam mencegah demam berdarah. “Maka sinergi seluruh kalangan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bahaya dan pencegahan demam berdarah menjadi penting. Setiap anggota keluarga diharapkan dapat mengenali jenis nyamuk Aedes aegypti yang menularkan Dengue. Terlebih lagi upaya pencegahan Demam Berdarah tidak hanya 3M plus tetapi juga inovasi pencegahan lain seperti dengan vaksinasi serta upaya untuk mendorong seluruh kalangan masyarakat untuk lebih waspada dan lebih pintar dalam mencegah demam berdarah,” ungkapnya.
Sejauh ini, Pemerintah telah memetakan penanganan Dengue melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 yang berfokus pada 6 langkah strategis. Salah satu langkah strategis yang dikedepankan Pemerintah adalah inovasi karena merupakan kunci keberhasilan dalam upaya pencegahan penyebaran Dengue. Inovasi pencegahan ini termasuk pengembangan vaksin Dengue yang tentunya aman dan dapat melindungi populasi anak dan juga dewasa yang berisiko terhadap dengue diakibatkan empat stereotipe dengue, tanpa melihat riwayat dengue sebelumnya. Hal ini juga harus sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa ketersediaan vaksin Dengue bisa mendorong keberhasilan pengendalian penyakit tersebut.[3]“Vaksinasi merupakan salah satu inovasi dalam strategi pencegahan penyebaran Dengue yang sangat mungkin dilakukan di masa depan karena masyarakat secara luas sudah terbiasa dengan pelaksanaan vaksinasi. Hal ini tidak terlepas dari program vaksinasi COVID-19 yang telah diselenggarakan sebanyak tiga kali secara gratis oleh Pemerintah, kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi sudah sangat baik. Karena itu, kami berharap opsi untuk vaksinasi Dengue bisa menjadi semakin luas dan angka kasus Dengue maupun kematian akibat dengue dapat turun sejalan dengan target Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025,” tambah Dr. Asik Surya, MPPM.
Daftar Pustaka
[1] https://ptvz.kemkes.go.id/berita/situasi-dengue-dbd-di-indonesia-pada-minggu-ke-12-tahun-2022
[2] https://ptvz.kemkes.go.id/berita/situasi-dengue-dengue-di-indonesia-pada-minggu-ke-3-tahun-2022
[3] https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/dengue-vaccines
[4] Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2021.
Tentang Takeda Pharmaceutical Company Limited
Takeda Pharmaceutical Company Limited adalah perusahaan biofarmasi terkemuka berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), dari Jepang, yang berkomitmen untuk menemukan dan menghadirkan perawatan terkini, yang sejalan dengan komitmen kami kepada para pasien (Patients), orang-orang Takeda (People), dan juga (Planet) ini. Takeda berfokus kepada upaya R&D di berbagai area terapetik, termasuk: Oncology, Rare Diseases, Inflammatory Bowel Disease, and Haemophilia. Kami juga menginvestasikan R&D dalam pengembangan Vaksin. Kami berfokus untuk mengembangkan obat-obatan inovatif yang berkontribusi untuk memberikan perbedaan dalam perawatan dan kualitas hidup pasien dengan riset terhadap pilihan perawatan dan menggunakan kemampuan dan keahlian R&D kami untuk menciptakan lini perawatan (pipeline) yang luas. Takeda berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan bekerjasama dengan para mitra kami di layanan kesehatan di 80 negara di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.takeda.com.
Kontak Media:
Ferdo Pratama / Communications Manager
P: +62-21-2939-9999
Innovation as one of the Keys for Dengue Fever Prevention in Indonesia during Double Burden of Dengue Endemic and the COVID-19 Pandemic
PT Takeda Indonesia is conducting media discussion session to discuss about the danger of dengue and innovative prevention options, leveraging the momentum of declining COVID-19 trend in Indonesia.
Based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (MOH) the cumulative number of dengue fever cases in 2021 reached 69,803 cases with a total death toll of 676 cases.
Symptoms of dengue haemorrhagic fever are very similar to the symptoms of COVID-19, such as high fever, cough, runny nose, and pain in several parts of the body· Dengue fever prevention efforts are not only 3M plus (to drain water reservoir, close stagnant water, and bury unused items; and prevent mosquito bites through repellent, net, and fogging); but also other prevention innovations such as vaccination and efforts to encourage all people to be more vigilant and smarter in preventing dengue fever.
Jakarta, 19 April 2022 - PT. Takeda Indonesia conducted a Media Discussion to raise public awareness of the urgency to anticipate and prevent the spread of dengue fever. By collaborating with the Indonesian Ministry of Health, the Indonesian Paediatrician Association, and the Indonesian Dengue Community, PT Takeda Indonesia is committed to provide education on the dangers of dengue fever and also preventive measures that can be taken to improve protection against dengue fever.
Andreas Gutknecht, General Manager of PT Takeda Indonesia said "The declining COVID-19 cases trend is an opportunity for us to again look at Dengue, a severe, fast-spreading mosquito-borne viral disease; which currently has no effective treatment. At Takeda we are committed to collaborating with all stakeholders to support driving public awareness on the danger of dengue fever and the importance of innovative preventive measures to protect people who are at risk of dengue in Indonesia.”
Based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (MOH RI) the number of dengue cases so far is still relatively high with the number from the beginning of the year to March 2022 reaching 22.336 cases and 229 fatalities[1]. Meanwhile, the number of dengue cases in 2021 accumulated to 69,803 cases with a death toll of 676 cases [2]. Therefore, it is pertinent to leverage public awareness and participation to prevent dengue spread in their surrounding environment.
"In the rainy season like today, dengue fever is a disease that should not be underestimated. We strongly encourage the participation and collaboration of all parties in controlling the dengue endemic in Indonesia. We certainly appreciate Takeda Indonesia for their contribution in reminding the public of the dangers of the disease as well as educating our community on what they can do to prevent the disease.” said Dr. Asik Surya, MPPM, Koordinator Substansi Arbovirosis Directorate General of Disease Prevention and Control, Ministry of Health, Republic of Indonesia.
The government has targeted a reduction in the mortality rate for dengue to 0.5% in 2025 from 0.9% in 2021[1,4]. The government continues to hold the ongoing dengue fever prevention campaign with the 3M plus program – Draining, Closing, Recycling along with various other preventive measures such as keeping larvae-eating fishes, installing anti-mosquito screens on doors and ventilation, as well as regularly putting larvicide in water reservoirs. However, one of the biggest challenges faced by the community during a pandemic is distinguishing the symptoms of COVID-19 and dengue infection.
Dr. Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Head of UKK Infection & Tropical Diseases, Indonesian Pediatrician Association said “The symptoms of dengue fever are very similar to the symptoms of COVID-19, such as high fever, pain in some parts of the body, lethargic (lesu) and rash. Therefore, parents have an important role in observing and recognizing the symptoms of dengue. Of course, a blood test would certainly be able to confirm the diagnosis for dengue.”
Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) as the Head of the Indonesian Dengue Community also expressed similar sentiments. According to her, the COVID-19 pandemic is not over yet, so this has become a double burden, where two infection problems are present at the same time. Therefore, all of us need to be smarter in preventing dengue. "So, the synergy of all levels of society is required to increase awareness and understanding of the danger and prevention of dengue is important. Every family member is expected to be able to recognize Aedes aegypti, the type of mosquito that transmits Dengue. Moreover, efforts to prevent Dengue Fever are not only 3M plus but also other prevention innovations such as vaccination, and efforts to encourage the entire community to be more alert and smarter in preventing dengue fever," she said.
So far, the government has issued a strategic plan to control the spread of dengue through the National Strategy for Dengue Management 2021-2025 which focuses on 6 strategic steps. One of the strategic focus undertaken by the Government is innovation because it is the key to success in the efforts to prevent the spread of dengue. One form of this innovation is the development of a dengue vaccine that is safe and protects children and adults at risk of symptomatic dengue caused by all four dengue serotypes, regardless of previous dengue exposure. This is in-line with the WHO recommendation that the availability of dengue vaccines can encourage the success of controlling the disease.[3]
“Vaccination is an option to prevent the spread of dengue which is very possible at this time because the public is already familiar with the implementation of vaccination. Mainly thanks to the ongoing COVID-19 vaccination currently being held by the Government, the public is already aware of the importance of vaccination. Therefore, we hope that the options for dengue fever vaccination can become wider and the number of cases of dengue fever and deaths related to dengue will decrease, in line with the target of the National Strategy for Dengue Management 2021-2025," closed Dr. Asik Surya, MPPM.
Bibliography
[1] https://ptvz.kemkes.go.id/berita/situasi-dengue-dbd-di-indonesia-pada-minggu-ke-12-tahun-2022
[2] https://ptvz.kemkes.go.id/berita/situasi-dengue-dengue-di-indonesia-pada-minggu-ke-3-tahun-2022
[3] https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/dengue-vaccines
[4] Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2021.
About Takeda Pharmaceutical Company Limited
Takeda Pharmaceutical Company Limited is a leading value-based, research and development (R&D) biopharmaceutical company, from Japan, committed to discovering and delivering the latest treatments, in line with our commitment to patients (Patients), Takeda people (People), and also this (Planet). Takeda focuses its R&D efforts in various therapeutic areas, including: Oncology, Rare Diseases, Inflammatory Bowel Disease, and Haemophilia. We also invest R&D in Vaccine development. We focus on developing innovative medicines that contribute to making a difference in patient care and quality of life by researching treatment options and using our R&D capabilities and expertise to create a broad line of care (pipeline). Takeda is committed to improving the quality of life for patients and working closely with our partners in healthcare in 80 countries around the world. For more information, visit https://www.takeda.com.
Media Contact:
Ferdo Pratama / Communications Manager
P: +62-21-2939-9999